2. Naik turun tangga – Jika Anda miliki rumah dua tingkat, Anda bisa memanfaatkan tangga sebagai alat bantu olahraga di rumah. Caranya pun sangat mudah, yaitu dengan jalan menaiki dan menuruni tangga. Lakukan gerakan ini 20-25 kali atau selama 10 menit untuk membantu melatih otot kaki Anda.
Contents
- 0.1 Apakah remaja boleh olahraga setiap hari?
- 0.2 Apakah umur 15 tahun boleh Workout?
- 0.3 Ke gym minimal umur berapa?
- 0.4 Gym cocok untuk usia berapa?
- 0.5 Berapa kali olahraga dalam seminggu untuk remaja?
- 0.6 Apakah olahraga menguatkan mental?
- 0.7 Apakah anak kecil bisa six pack?
- 0.8 Mengapa remaja perlu olahraga?
- 1 Apa bedanya gym dan fitness?
Apakah remaja boleh olahraga setiap hari?
Aktivitas yang Bisa Dilakukan Bersama Remaja – Salah satu aktivitas fisik yang baik dilakukan dan dianjurkan untuk remaja adalah berolahraga, Ada banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu. Ayah dan ibu bisa mengajak remaja untuk melakukan olahraga ringan bersama.
- Selain baik untuk kesehatan fisik dan mental, hal ini juga bisa membangun kedekatan antara orangtua dan anak.
- Secara umum, remaja disarankan untuk aktif berolahraga setidaknya 30 menit hingga 60 menit sehari.
- Akan sangat baik jika hal ini dilakukan secara rutin setiap hari.
- Namun, 30 menit selama 3 hari dalam satu minggu pun sebenarnya sudah cukup.
Berolahraga secara berlebihan justru dikhawatirkan bisa memicu hal lain yang tidak diinginkan, misalnya cedera atau anak menghabiskan waktu hanya untuk berolahraga. Ada banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan di rumah. Tantangannya, bagaimana orangtua bisa mengajak dan membuat remaja mau untuk melakukan aktivitas fisik.
Salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan memberi motivasi dan menjadi contoh nyata bagi anak. Selain itu, pilih waktu yang tepat untuk berolahraga dan cari tahu jenis aktivitas yang disukai oleh anak. Baca juga: Obesitas pada Remaja Bisa Sebabkan Masalah Mental Jika Si Kecil merasa enggan untuk berolahraga, jangan khawatir.
Masih ada banyak aktivitas fisik lain yang bisa dilakukan. Berikut beberapa aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk remaja agar selalu sehat!
Mencuci mobil atau motor, biasanya dilakukan selama 45 hingga 60 menit. Mengepel rumah dan membersihkan jendela, dilakukan selama 45 hingga 60 menit. Bermain bola voli, dilakukan selama 45 menit. Bermain sepak bola atau futsal, lakukan selama 30 sampai 45 menit. Berkebun atau bercocok tanam, selama 30 hingga 45 menit. Berjalan kaki, minimal 35 menit. Bermain bola basket, selama 30 menit. Bersepeda, selama 30 menit. Menari atau melakukan zumba, selama 30 menit. Berenang, lakukan setidaknya 20 menit. Olahraga air atau aerobik air, selama 30 menit. Lompat tali, minimal 15 menit. Berlari keliling taman atau rumah, lakukan setidaknya 15 menit.
Selain aktivitas-aktivitas di atas, ayah dan ibu bisa mencari ide lain untuk mengajak remaja bergerak. Tidak harus selalu olahraga, membersihkan rumah atau sekadar mengajak jalan hewan peliharaan juga bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Apakah umur 15 tahun boleh Workout?
Latihan beban tidaklah berbahaya, termasuk bagi remaja, dengan syarat bahwa latihan ini dilakukan di bawah pengawasan dan instruksi oleh tenaga ahli (instruktur/pelatih).
Ke gym minimal umur berapa?
Tips Parenting dr. Sepriani Timurtini Limbong, 15 Apr 2018 Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter Dengan beberapa penyesuaian, anak juga bisa nge-gym layaknya orang dewasa. Setiap manusia memerlukan olahraga, tak terkecuali anak-anak. Sama halnya pada orang dewasa, olahraga lewat nge-gym memberikan banyak manfaat untuk anak. Olahraga dapat membangun otot dan tulang anak, menjaga kesehatan jantung dan paru-parunya. Selain itu olahraga bagi anak bisa mencegah obesitas, serta mencegah berbagai penyakit metabolik seperti tekanan darah tinggi dan diabetes saat ia dewasa.
Saat berolahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang membuat seseorang—baik orang dewasa maupun anak-anak—merasa nyaman dan senang. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang gemar berolahraga akan tumbuh menjadi anak yang ceria, penuh semangat, dan jarang depresi saat remaja.
Tak hanya itu, anak yang sejak kecil terbiasa melakukan aktivitas fisik cenderung memiliki pola hidup sehat saat ia dewasa. Melihat berbagai manfaat tersebut, tak heran bila American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak melakukan aktivitas fisik selama 30 menit tiap harinya selama setidaknya 3-5 kali per minggu.
Hal tersebut juga disetujui oleh American Heart Association. Namun, sering kali pertanyaan yang muncul adalah: jenis olahraga apa yang tepat untuk anak? Bolehkah langsung membawanya ke pusat olahraga seperti orang dewasa? Pada usia berapa sebaiknya anak dikenalkan dengan aktivitas olahraga seperti nge-gym ? Seperti apa nge-gym untuk anak? Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda perlu mengenal lebih dalam mengenai olahraga gymnastic atau senam.
Nge-gym sering kali identik dengan olahraga angkat beban. Padahal, olahraga gymnastic pada dasarnya adalah sekelompok aktivitas untuk melatih keseimbangan, kekuatan otot, fleksibilitas, koordinasi, ketahanan, dan kontrol tubuh. Olahraga senam biasanya melibatkan berbagai kelompok otot seperti lengan, tungkai, bahu, punggung, dada, dan perut.
Angkat beban adalah salah satu saja dari jenis olahraga senam. Selebihnya ada banyak lagi aktivitas ” gym ” yang dapat dilakukan mulai dari senam aerobik, senam lantai, akrobatik, trampolin, dan senam ritmik. Anak sudah boleh dikenalkan pada aktivitas gymnastic saat ia berusia 2 tahun. Aktivitas pada olahraga senam dapat membantu menguatkan otot dan tulang anak, melatih koordinasi anggota tubuh, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Sebelum Anda membawa anak untuk nge-gym, ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui:
Pilih pusat olahraga khusus anak, Saat ini sudah banyak tersedia pusat kebugaran di mana alat, ruangan, serta pelatihnya memang khusus untuk anak. Hindari membawa anak ke pusat kebugaran yang tidak menyediakan fasilitas khusus anak. Aktivitas nge-gym disesuaikan dengan anak, Jangan bayangkan aktivitas nge-gym seperti orang dewasa, yang didominasi oleh angkat beban dan pembentukan otot. Sekalipun nge-gym sudah dapat dimulai sejak usia 2 tahun, pilihlah aktivitas yang lebih fleksibel, mudah dilakukan, dan tentunya menyenangkan untuk anak. Contohnya, bila Anda ingin melatih anggota tubuh bagian atas anak (upper body exercises) lakukan dengan kegiatan melempar bola dengan kedua tangan di atas. Sementara untuk melatih anggota tubuh bagian bawah ( lower body exercises ) lakukan dengan berlari, melompat, atau menari.
Anda ingin melatih koordinasi dan keseimbangannya? Ajak anak berjalan di atas sebuah jalur tertentu sambil merentangkan tangan sambil berpura-pura sedang terbang. Tak perlu bingung, karena aktivitas olahraga pada anak memang lebih banyak berbentuk permainan ( free play ).
Selalu dampingi anak, Jangan biarkan anak melakukan aktivitas olahraga sendiri tanpa pengawasan orang dewasa di sekitarnya. Misalnya, saat anak melakukan pull-up, pastikan ada pelatih yang mendampingi.
Jika anak sudah berusia dua tahun dan secara fisik siap untuk beraktivitas fisik, Anda dapat mengajaknya ke pusat kebugaran untuk nge-gym ala anak. Tak hanya bermanfaat untuk kesehatan anak, kegiatan ini juga dapat mempererat ikatan antara orang tua dan anak. Ingat, saat anak asyik nge-gym jangan sampai ia luput dari pengawasan, ya! Tumbuh Kembang Anak Senam pola asuh Olahraga Anak Nge gym
Gym cocok untuk usia berapa?
Usia Ideal untuk Membentuk Tubuh – Menurut Spesialis Gizi dr. Laila Hayati, seorang pria boleh nge-gym selepas SMA atau bila usianya di atas 18 tahun. Mengingat masa pertumbuhan pria berhenti pada usia 21-22 tahun, Laila menyarankan agar asupan gizi seimbang tetap dijaga dan berolahraga di bawah pengawasan ahli. Kebanyakan Belajar? Imbangi Dengan Olahraga Supaya Tetap Fit!
Berapa kali olahraga dalam seminggu untuk remaja?
3. Usia 18-64 Tahun – Bagi yang berusia 18 hingga 64 tahun, terdapat dua jenis olahraga yang disarankan untuk dilakukan, yaitu aerobik dan olahraga untuk menguatkan otot. Pada prinsipnya, olahraga dilakukan untuk menghindari diri dari komorbid penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, ataupun gangguan kesehatan lainnya.
- Terdapat motto yang sangat penting bagi kamu yang masuk golongan usia ini, yaitu ” Move more and sit less ” artinya bergerak lebih dan mengurangi duduk.
- Lalu, olahraga sebaiknya dilakukan berapa kali dalam seminggu? Kamu disarankan berolahraga setidaknya 150 menit dalam 1 minggu atau cukup 30 menit saja selama 5 kali dalam seminggu.
Tidak banyak, bukan? Selain itu, intensitas olahraga juga perlu diperhatikan, yaitu intensitas sedang dan intensitas tinggi, atau kombinasi keduanya. Artikel Lainnya: ‘Merapel’ Waktu Olahraga di Akhir Pekan, Adakah Manfaatnya? Olahraga Intensitas Sedang Contohnya adalah berjalan cepat selama 150 menit setiap minggunya atau cukup 30 menit dalam sehari selama 5 kali dalam seminggu, dan ditambahkan olahraga penguatan otot selama setidaknya 2 kali dalam seminggu. Olahraga Intensitas Tinggi Contohnya jogging atau berlari selama 75 menit 1 kali dalam seminggu, dan disertai olahraga penguatan otot selama setidaknya 2 kali dalam seminggu.
Apakah olahraga menguatkan mental?
Tujuan utama berolahraga bagi mayoritas orang adalah memperoleh kondisi fisik yang sehat. Jika dilakukan secara rutin, olahraga ternyata juga bermanfaat untuk kesehatan mental. Banyak penelitian yang sudah membuktikan manfaat olahraga bagi kesehatan mental.
- Olahraga dinilai dapat mencegah timbulnya gejala gangguan mental.
- Aktivitas fisik ini juga membantu proses pemulihan orang yang sudah terdiagnosis gangguan mental.
- Selain membantu meningkatkan daya tahan tubuh, emosi positif bisa diperoleh dari berolahraga.
- Olahraga dapat menguatkan mental terutama melatih kepercayaan diri dan meningkatkan motivasi.
Secara psikologis, kamu memegang kendali atas tubuhmu ketika berolahraga. Hal ini menjadi faktor penting saat kamu mengemban tanggung jawab dan sedang menyelesaikan suatu masalah. Selain itu, manfaat olahraga untuk kesehatan mental, meliputi: Olahraga dapat memperbaiki suasana hati ( mood ) yang sedang tidak nyaman.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa olahraga dapat membuat seseorang merasa lebih senang, tenang, dan puas. Alhasil, suasana hatinya ikut terpengaruh jadi lebih positif dalam menjalani keseharian. Jika kamu sering mengeluhkan suasana hati yang tidak stabil, cobalah berolahraga secara rutin. Lakukan olahraga yang paling ringan dan mudah.
Kamu bisa melakukan olahraga yang mengandalkan tubuh sendiri, seperti stretching, push up, atau sit up, Artikel lainnya: Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan Mental
Berapa harga ke gym?
Photo by Trinette Reed / Getty Images Artikel ini pertama kali tayang di FREE —situs baru VICE yang membahas isu-isu seputar ekonomi dan keuangan secara nyeleneh. Jadi, apa kabar nih resolusi awal tahun kalian buatrajin nge-gym? Sudah berhasil belum punya bentuk badan yang ideal? Atau jangan-jangan kamu sudah lupa pernah bayar membership gym yang kamu rajin pakai sampai awal bulan Februari lalu?! Kalau seperti tebakan kami kondisinya, jangan khawatir. “Orang berpikir jika mereka membelanjakan uangnya untuk membayar membership sebuah gym mereka akan punya motivasi untuk berolah raga. Sayangnya, motivasi tak bekerja seperti ini,” ungkap Erika Nicole Kendall, pelatih kebugaran pribadi bersertifikat dan pakar gizi yang rajin mengelola blog A Black Girl’s Guide to Weight Loss,
Apakah anak kecil bisa six pack?
Adakah jenis latihan untuk membesarkan otot anak? – Seperti telah disebutkan sebelumnya, latihan membesarkan otot paling aman dilakukan setelah masa remaja, tepatnya ketika tulang anak telah selesai tumbuh. Namun, anak-anak dapat melakukan latihan kekuatan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan ototnya.
- Latihan ringan dan gerakan terkontrol merupakan pilihan yang baik untuk anak-anak.
- Mereka dapat melakukan latihan kekuatan dengan berat badannya sendiri, seperti sit up dan push up, di bawah pengawasan orangtua atau instruktur agar lebih aman.
- Sit up disinyalir juga merupakan salah satu cara membuat perut sixpack untuk anak-anak.
Namun, manfaat utama latihan ini adalah membantu menguatkan otot perut, Anak-anak usia sekolah dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari selama 60 menit atau lebih. Sementara itu, latihan penguatan otot dan tulang bisa dilakukan setidaknya 3 kali dalam seminggu. Lompat tali mendukung perkembangan otot dan tulang anak Alih-alih melakukan cara berotot untuk anak-anak, mereka dapat mencoba olahraga lain yang mendukung pertumbuhan maupun perkembangan otot dan tulangnya, seperti berjalan, berlari, berenang, bermain bola, gimnastik (senam), dan lompat tali, Sebelum melakukan olahraga, ada baiknya Anda memastikan beberapa hal berikut pada anak-anak.
- Menurut WHO (1978) pola aktivitas fisik anak usia sekolah dibagi atas beberapa bagian yaitu: waktu tidur; waktu sekolah; waktu luang (disekolah); waktu luang (diluar sekolah); waktu mengerjakan tugas waktu melakukan perjalan ke sekolah; waktu olahraga.
- Egiatan fisik dan olahraga secara teratur bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot, meningkatkan suplai darah ke hati, membantu mempertahankan kekuatan otot dan kelenturan tulang sendi serta memperlambat proses penuaan, membantu mengurangi kegelisahan dan tidur lebih nyenyak, membantu mengatur nafsu makan (Adityawarman, 2017).
- Olahraga yang cukup dapat dilakukan dengan memenuhi prinsip FIT (Frequency, Intensity, dan Time).
- FIT yang baik adalah frekuensi 3 x seminggu dengan intensitas mencapai denyut nadi sebesar 70-85% dari denyut nadi maksimum yaitu angka 220 dikurangi umur dan dilakukan selama 20 menit.
- Berjalan, naik tangga, berkebun, kegiatan rumah tangga merupakan bagian dari kegiatan fisik yang dianjurkan.
- Referensi: Adityawarman. (2017).
- Hubungan antara aktivitas fisik dengan komposisi tubuh pada remaja.
- Jurnal Riset Gizi.3(1) Jaminah. (2018).
- Hubungan pengetahuan, aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak remaja perempuan.
- Jurnal Berkala Epidemiologi.6(2) Praditasari. (2018).
- Asupan lemak, aktivitas fisik dan kegemukan pada remaja putri di SMP Bina Insani Surabaya.
- Lebih jauh lagi, perbedaan gym dan fitness centre biasanya terdapat pada fitur dan infrastrukturnya.
- Fitness center bisa jauh lebih lengkap dengan adanya kolam renang, lapangan, klinik, ruangan locker, kamar mandi, dan banyak lagi.
- Tak menutup kemungkinan pula bahwa seseorang yang ikut serta dalam keanggotaan fitness center bisa menemukan komunitas baru.
Mengapa remaja perlu olahraga?
Pentingnya Aktivitas Fisik Anak Remaja Rabu, 10 Agustus 2022 09:23 WIB 2399 Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A – RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Aktivitas fisik merupakan salah satu komponen yang berperan dalam penggunaan energi. Penggunaan energi tiap jenis aktivitas itu berbeda tergantung dari tipe, lamanya dan berat orang yang melakukan aktivitas tersebut. Semakin berat aktivitas, semakin lama waktunya dan semakin berat orang yang melakukannya maka energi yang dikeluarkan pun lebih banyak, akibatnya kebutuhan energi pun meningkat (Adityawarman, 2017). Energi yang diperoleh secara biokimia dari bahan makanan, berguna antara lain menyediakan energi untuk berkontraksi, memelihara tubuh, memperbaiki jaringan tubuh, mengatur reaksi kimia dalam sel, membentuk anti bodi dan lain-lain (Jaminah, 2018). Status gizi yang baik merupakan syarat utama yang harus diperhatikan sebelum melakukan aktivitas fisik, agar kondisi fisik tetap sehat (Praditasari, 2018). Beberapa data cross-sectional menunjukkan adanya hubungan negatif antara BMI dan aktivitas fisik (Jaminah, 2018), yang menunjukkan bahwa orang obes atau gemuk mempunyai aktivitas kurang dibandingkan orang-orang yang ramping. Akan tetapi hubungan tersebut tidak bisa menggambarkan adanya hubungan sebab-akibat dan sulit untuk menentukan apakah orang obes mempunyai aktivitas fisik kurang oleh karena obesitasnya atau aktivitas fisik yang kurang menjadikan mereka obes. Namun demikian, beberapa hasil studi dengan rancangan penelitian lain menunjukkan bahwa rendahnya dan menurunnya aktivitas fisik merupakan faktor yang paling bertanggungjawab terjadinya obesitas. Studi prospektif lain menunjukkan bahwa dan aktivitas fisik yang rendah pada orang dewasa dapat dijadikan sebagai prediktor penting penambahan berat badan yang substansial (>5 kg) dalam 5 tahun kedepan (Praditasari, 2018). Seseorang yang senang berolahraga pada masa remaja akan membawa kebiasaan ini pada tingkat tertentu dimasa dewasa. Olahraga dapat menyebabkan asupan yang masuk ke dalam tubuh (Jaminah, 2018)). Semakin tinggi aktivitas olahraga, semakin tinggi pula jumlah energi yang dibutuhkan. Aktivitas yang berat akan berakibat banyaknya energi yang dikeluarkan. Bila pemasukkan energi kurang, maka tubuh akan memecah cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhn energi tersebut sehingga lemak dalam tubuh akan berkurang. Hal ini akan terindikasi dari penurunan berat badan (Adityawarman,2017).
- Praditasari. (2018) mengungkapkan aktivitas fisik terdiri dari 3 tingkatan sesuai dengan pengeluaran kalori, yaitu:Olahraga ringan: billiard, berlayar, golf, bowling, senam dan volly (rat-rata kalori yang keluar sebanyak 0,67 megajoule/jam)Olahraga sedang: bulutangkis, bersepeda, menari, berenang dan tennis (rata-rata kalori yang keluar sebanyak 1,26 megajoule/jam)Olahraga berat: tinju, basket, sepak bola, lari, mendayung (rat-rata kalori yang keluar sebanyak 1,76 megajoule/jam)
Remaja obes dalam kesehariannya mempunyai waktu untuk aktifitas ringan seperti baca buku, duduk-duduk, bermain play stasion, dan sebagainya lebih panjang (12,20 ± 1,94 jam/hr VS 11,36 ± 1,76 jam/hr) dibandingkan remaja non-obes. Sebaliknya remaja obes mempunyai waktu untuk melakukan aktivitas sedang atau berat seperti naik sepeda, sepak bola, basket dsb lebih pendek dibandingkan remaja non-obes.
Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat mengakibatkan berat badan berlebih atau kurang yang dapat mmeningkatnya resiko berkembangnya beberapa penyakit kronis seperti penyakit hati, tekanan darah tinggi dan diabetes (Jaminah, 2018)).
Selain itu, menurut Depkes (2002) menjelaskan bahwa olahraga yang baik dilakukan dengan melihat intensitas latihan (frekuensi dan lama latihan). Latihan fisik olahraga dengan frekuensi 3 x seminggu dengan durasi waktu minimal 30 menit membantu untuk mempertahankan kesehatan fisik.
Jurnal Riset Gizi.5(4) ( DOC, PROMKES, RSMH) : Pentingnya Aktivitas Fisik Anak Remaja
Olahraga yang baik dilakukan jam berapa?
2. Sore Hari – Manfaat dari latihan sore hari juga sangat banyak, antara lain:
Tubuh Berada Pada Performa Puncaknya
Menurut sebuah penelitian, tubuh berfungsi paling baik di sore hari. Suhu tubuh meningkat pada waktu tersebut, hingga mencapai puncaknya antara pukul 2-6 pagi. Karena dapat meningkatkan efektivitas, pada jam-jam ini disarankan untuk berolahraga.
Meningkatkan Kinerja Fisik
Waktu yang optimal untuk berolahraga agar kinerja fisik tubuh meningkat adalah di sore hari. Khususnya pada wanita, sebab performa tubuh wanita, seperti fungsi dan kekuatan otot bagian atas, aktivitas enzim, dan daya tahan otot, dapat ditingkatkan dengan aktivitas tersebut.
Mengembalikan Fokus dan Semangat
Waktu olahraga yang baik di sore hari juga dapat mengembalikan fokus dan semangat, bahkan jika hanya melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki. Pasalnya, berolahraga di antara jam 1-4 sore dapat menggeser jam tubuh dengan cara yang sama seperti berolahraga pagi.
Apa bedanya gym dan fitness?
Mengenal konsep fitness – Berbeda dengan gym, fitness adalah gaya hidup sehat dan tidak hanya sebatas angkat beban saja. Di dalamnya ada banyak variasi aktivitas fisik seperti sit up, push up, atau olahraga lain seperti berenang, bersepeda, dan banyak lagi.
Untuk melakukannya, tak harus di tempat khusus. Anda bisa melakukannya di mana saja, bahkan dari rumah sekalipun. Kesamaan dari kedua hal di atas terletak pada tujuannya, yaitu sama-sama ingin tubuh lebih bugar dan sehat. Selain itu, ada pula yang disebut dengan fitness center. Mirip seperti gym, ini adalah tempat untuk orang bisa beraktivitas fisik.
Dulu, istilahnya adalah health club. Ada banyak jenis dan bentuk dari fitness center, dengan di dalamnya juga terdapat pilihan kelas-kelas yang dapat diikuti anggotanya. Jadi, ada jadwal kelas yang bisa diikuti sesuai dengan fleksibilitas waktu masing-masing.
Biasanya, ini berawal dari sering bertemu saat mengikuti kelas bersama atau kelas favorit yang mempertemukan mereka. Jadi, jangan heran apabila Anda bisa menemukan lingkungan atau komunitas baru saat beraktivitas di fitness center. Bahkan di gym pun bisa juga terwujud.